Sejak akhir tahun 2017
ramai beredar video yang bau keringat Dilan dan Milea di dunia peryutupan, bahkan sampai gue menulis artikel ini. Mulai dari isu
penggarapan film Dilan yang diambil dari novel karangan Pidi Baiq itu, parodi
dari official trailer filmnya, behind the scene film Dilan, sampai fakta-fakta
yang mengkaitkan sosok Dilan dengan penulis novelnya.
Bicara tentang film Dilan
sebenarnya gue udah tahu sebelum isu film Dilan booming dan Dilan menjadi idola
para remaja masa kini.
Waktu itu temen SMP gue pernah
kirim pesan di instagram, "gung lu udah baca novel judulnya Dilan?"
Gue jawab, "belom. Emang
kenapa?"
"Pokoknya elu harus
banget baca novel itu! Harus banget gung! Soalnya bagus, asli." Teman gue ngemis untuk meyakinkan.
Awalnya gue nggak percaya
karena menurut gue novel itu bicarain kisah percintaan
banget. Bukan tanpa alasan tapi dulu gue pernah kecewa karena percaya begitu aja sama omongan cewek.
Flashback sedikit. Dulu gue pernah tiba tiba
dapat pesan dari temen cewek sebut aja namanya Mawar. Dia minta gue buat nonton
satu film korea (Korea Selatan lho ya) yang menurutnya sangat beda dari film korea
yang lain. Dia tau gue anti sama film drama korea makanya dia terus ngeyakinin
gue. Dia bilang film itu banyak adegan aksinya juga. Dia tau unsur itu yang
sangat gue suka dari sebuah film. Alasan gue suka film holywood sejak kecil.
Gua mulai mencari tau video
yang dimaksud. Gue juga jadi tau ternyata film drama korea itu pake episode di
setiap filmnya. Katrok sih, gue merasa gagal jadi orang kota. Hem.
Pantes temen-temen cewek gue
di SMA yang drakor (drama korea) addict sampe punya koleksi banyak banget di
laptopnya. Itu laptop isinya kalo bukan file tugas yang berantakan, ya besar kemungkinan isinya virus,
virus, virus, trus ya pasti video atau film-film drama korea. hahaha.. yakan? iya lah.
Akan ada saatnya seisi
kelas bakal ribut pas ada tugas browsing the internet tapi wifinya lemot. Kau tau
kenapa? Itu karena diam-diam ada yang download banyak video korea di handphone-nya
yang diumpetin di laci meja atau di dalam tasnya dan
orang itu masih bernapas biasa aja seakan tidak pernah terjadi apa-apa. Hina banget gak sih tuh
orang? Emang.
Karena kejadian itu dan kelakuan teman gue yang pecinta drakor membuat gue huek.
Gue jijik banget sama mereka!
Ya, besoknya gue ikutan nonton...
Gue gak kuat menahan diri melihat poster film yang dimaksud Mawar. Film tersebut juga emang lagi booming banget. Sepertinya gue terbawa arus
pergaulan. Hem.
Akhirnya beberapa hari gue diam-diam nonton drama
korea. Keren sih di episode awal
ada banyak scene yang diambil dengan gaya film action. Di episode
pertama udah ditampilkan adegan menegangkan dimana aktor berantem manja-manja
manis. Kalo gini caranya gue bisa jadi kelompok cowok yang suka drama korea deh
(seru gue dalam batin) (hastag) #terbawaaruspergaulan.
Gue lanjut nonton episode ke
dua, ke tiga, sampai ke empat kalo gak salah. Dan gue menyadari ternyata adegan
action cuma ada di episode pertama. Kecewa abis. Kalo gini caranya gue
harus cabut suara batin gue tadi. Film itu lagi-lagi menampilkan scene
percintaan. Aduh sungguh drama sekali. Gue putuskan untuk tidak melanjutkan
nonton film tersebut sampai tamat. (hastag)
#priateguhpendirian.
Sejak saat itulah drakor
semakin tidak menarik di mata gue. Bukan karena gue iri dengan aktor apalagi
akrisnya. Emang sih ceweknya cantik-cantik, but why cowoknya
juga ikutan cantik sih? Ok itu perspektif gue. kita damai aja. sebenarnya gue emang kurang cocok aja sama jenis film yang banyak dramanya.
Karena hidup gue udah penuh
drama #BUM! #priateguhpendirian.
Kembali lagi ke momen dimana
teman gue meminta gue untuk baca novel Dilan. Gue meng-iya-kan.
Suatu hari gue lagi
jalan-jalan ke toko buku. Saat itu gue gak tau mau beli buku apa. Random aja
yang penting menarik untuk dijadikan hadiah. Gue juga mengintip-intip buku karangan
tere-liye. Gue beli satu bukunya trus tiba-tiba penjual menawarkan buku
novel Dilan, Dia Adalah Dilanku Tahun 1990. Tampaknya gak asing sama judul itu, mulailah
menerawang.
Ternyata itulah buku yang dimaksud teman gue dulu. Kebetulan banget. Gue semakin tergoda untuk membeli buku yang ditawarkan penjual. Iman gue mulai melemah ketika penjual memberikan diskon besar-besaran kalo gue mau beli 3 buku Dilanku karangan Pidi Baiq di hari itu.
Melihat keadaan genting ini, ngebuat dada gue agak sesak. Gue mengeluarkan dompet yang isinya kartu-kartu dan nota pembelian yang diabadikan (motif biar dompet keliatan tebel). Sambil jari menyelinap ke dalam dompet, mata gue pura-pura sok milih buku di toko tersebut. Dengan berat tangan langsung aja gue beli buku diskon tadi. Iya emang diskon. Gue tau. Hm..
Ternyata itulah buku yang dimaksud teman gue dulu. Kebetulan banget. Gue semakin tergoda untuk membeli buku yang ditawarkan penjual. Iman gue mulai melemah ketika penjual memberikan diskon besar-besaran kalo gue mau beli 3 buku Dilanku karangan Pidi Baiq di hari itu.
Melihat keadaan genting ini, ngebuat dada gue agak sesak. Gue mengeluarkan dompet yang isinya kartu-kartu dan nota pembelian yang diabadikan (motif biar dompet keliatan tebel). Sambil jari menyelinap ke dalam dompet, mata gue pura-pura sok milih buku di toko tersebut. Dengan berat tangan langsung aja gue beli buku diskon tadi. Iya emang diskon. Gue tau. Hm..
Ya semoga persediaan ikan teri di asrama masih ada.
Yeah, gua udah selesai membaca buku
pertama dan separuh dari buku lanjutannya yang kedua. Kemudian ramai desas-desus penggarapan buku ini yang akan diangkat
ke layar lebar (film). Pada tanggal 13 Desember 2017 official trailer di yutup udah bisa dinikmati, yang padahal gue merasa kurang
srek dengan pemeran tokoh utamanya (sorry karena gue udah baca versi novelnya
dan mohon hargai perbedaan pendapat ini). Alasan
sempitnya, menurut gue Ikbal kurang pas untuk jadi "panglima perang".
Even though, film ini pasti bakal keren
banget. Apalagi penggarapannya dilakukan langsung bersama penulis novel ini
yaitu Pidi Baiq. Akang Pidi Baiq tau bagaimana menuang tulisan menjadi sebuah
karya visual tanpa menghilangkan kelezatan kisah-kisah di dalamnya. Konon film ini bisa ngebuat kita kangen masa-masa SMA lho.
Kita tunggu saja.
"jangan Rindu. Berat. Biar aku saja."