Selasa, Juni 04, 2013

Happiness of My Birthday

Sebelum membaca kisahku hari ini. Siapkan makanan ringan (snack) dan bantal guling yaa.. Lebih nyaman membaca sambi tidur tiduran.
Karena kisahku kali ini sedikit panjang membentang :D

***

Aku terbagun dari mimpi indah sesaat yang kulupa jua. Dengan penuh energi, Aku gerakan semua langkahku untuk beranjak. Sejenak kulihat mentari biru kental tanda Fajar saat jam 05.00 am, dini hari.

Aku langkahkan kaki ku untuk mengambil benda itu. Benda yang terdapat lubang kecil di selimutnya yang berbentuk tabung. Lalu menyiling air setengah penuh permukaan. Yapps kulakukan dengan niat menghilangkan hadas kecil fardu karena Allah Ta'ala. Selanjutnya mengambil sarung, sangkok, lengkap dengan sajadah untuk berdoa menghadap-Nya.

Sungguh indah Fajar terlihat. Aku sangat mengindahkan langit Fajar dan Senja disore hari. Juga suatu objek yang selalu aku ingin melukisnya, yang biasa orang sebut awan. Dan sampai sekarang aku menamai pekerjaanku pengamat awan

Beeerr Udara saat ini seakan menggambarkan keindahan hatiku sekarang. Begitu sejuk Begitu segar terasa.

Melihat tumpukan kramik (piring, gelas) + garpu, dan sendok didapur dan di ruang lain, tak senggan aku membiarkan ibunda untuk melakukannya semua, apalagi hanya seorang diri. Walaupun pekerjaan rumah telah biasa ia lakukan. Sebenarnya beban pekerjaan beliau tidak sebanding dengan apa yang akan aku lakukan ini tapi, untuk sedikitnya membantu ibunda tersayang maka aku lakukan sedikit pekerjaan yang cukup melelahkan ini tetap di pagi hari ini, pagi yang begitu cerah.

Piring Sudah tertumpuk rapi, meja makan sudah bersih lengkap dengan isinya, Lho? (hehe engga kok). Lalu garpu, sendok telah berdiri di suatu wadah, dan yang lain ditempatnya masing masing.

Di kamarku,
"Duh laper nih.." kakaku mengakui.
"sama.." aku menyetujui.
"Mending masak mie yo?
"Agung masak air, tuang bumbu. Mba yang masak + bagiin ya.."
Aku berkata.
"apa dari kemarin Mba mulu.."

Tidak menunggu lama hidangan pun siap. Lezatnya mie instant tanpa kuah berwarna coklat, mie yang terkunci satu sama lain, tercium aroma khas rasa rendang. Langsung santap! Dann maknyoss, tak apalah untuk mengganjal lambung agar tidak vokal grup kembali seperti sebelumnya, apalagi sampai sampai nge-band :).

***

Jam 09.00 am, melewati gramedia menuju kediaman Ikbal,

Terdengar kabar abang ikbal meninggal dunia dan telah dimakamkan kemarin. Kami hendak turut berduka cita. Semoga keluarga yang ditinggalkan telah ikhlas ditinggalkan.

Tidak lama disana, setelah mengucap salam lalu pergi meninggalkan yang lain.

***

Adzan berkumandang, tanda panggilan waktu shalat Zuhur telah masuk menggantikan sang Duha,

Dan aku masih didalam kamar, mendengarkan music. Kembali keruang itu ruang dengan lorong dan langit tak beralas. Masih dengan tujuan yang sama aksi yang sama. Ya, Benda itu! Harus aku ambil untuk ber-wudhu. Sengaja aku tidak berjamaah di Mushola Haqul Yaqin di dekat rumahku. Karena mungkin ketika datang disekolah nanti besar kemungkinan akan terlambat dengan presentase 90% terlambat.

Setelah selesai dengan kewajiban tadi dan berdoa dengan Maha pencipta untuk berkomunikasi dan agar diberi keridhaan atas setiap apa yang ingin aku lakukan dihari ini. Aku turun dari anak tangga yang memang tidak terlalu banyak jumlahnya itu. Aku menuruni dengan tempo tak seperti yang sudah sudah. Yaitu dengan secepat kucing menuruni anak tangga yang telah kepergok mengambil sedikit lauk pauk kami. Yaa, hal tersebut memang tidak jarang terjadi di persinggahan sederhana yang biasa aku namai Istanaku Tercinta ini.

Disiang hari yang terik ini aku memandangi langit cerah tanda mentari sedang bertugas dengan pekerjaannya. Awan awan putih pun enggan untuk memunculkan keindahannya yang terlihat hanyalah biru lagit yang cool memanggang seluruh permukaan dan apapun yang ada di planet ini.

Seperti ini lah dunia kita, yang aku dengar dari ilmuan luar sana bahwa ozon bumi telah menipis dibuktikan dengan kutub yang sebelumnya tidak mungkin orang bisa kesana, tetapi sekarang perahu pun bisa melewatinya sebab es padat menggunung disana telah dapat mencair perlahan.

Wahai penghuni planet tua ini, Mari kita bersama sama bergerak! untuk mewujudkan hidup yang menjamin dengan menabung pohon sejak dini. GO GREEN!!
Ingat pohon adalah paru paru Dunia.. Kalau bukan kita siapa lagi ?

Putih - biru itulah seragam yang aku kenakan saat ini. Seragam yang menandakan bahwa ia adalah seorang remaja muda yang ingin mewujudkan cita cita besarnya. Berani bermimpi itu sudah baik tetapi, mempunyai impian tanpa suatu aksi bukanlah apa apa. life is not theory, life is action! begitulah bunyi yang terpampang di sekolahku.

Melewati gerbang itu, pak Rohman memang tidak pernah lalai bertugas. Itulah salah satu yang aku suka darinya selain mengagumi moge (motor gede) full modif Turing miliknya itu.

Melangkah menuju ruang kelasku ternyata kudapati adalah telat. Ya walaupun sesudah aku pun banyak yang berdatangan. Disana duduk sang juru kunci kelas atau wali kelas, Pak Haji Isa. Melihat sebagian anak sudah mencukupi kursi, ia pun membuka sidang. Dengan bangga iya berbicara " Alhamdulillah Sekolah kita telah menuruni tradisi yang sudah sudah, yaitu SMP AMALIYAH JAKARTA SELATAN LULUS 100%!!!!
Para murid pun membalas dengan teriakan " alhamdulillah...!! Sambil bertepuk tangan meriah dan serentak!

Setelah itu Pak Haji isa memberikan lembar SKHUN SEMENTARA yang dibuat dari sekolah sebab ijazah dari diknas belum jua terdengar kabar baik kapan sampai disini. Lembar ini dibagikan untuk setiap murid dengan tujuan agar bisa melengkapi pendaftar sekolah yang diinginkan. Aku mendapati Hasil Akhir: 31.50 , oke alhamdulillah.. Sing penting lulus!

Saat ini keluarga besar SMP AMALIYAH sedang dirasa senang juga sedih. Senang disaat semua murid telah lulus 100% tapi, juga sedih sebab bapak Guru MTK kita, Pak Herdiman telah dipanggil sang Illahi.

Sidang ini ditutup lalu kami membubarkan diri terkecuali Teman dekatku (Rohim, Mahatir, Deni, Aditya, Aku sendiri), MF (Yolha, Hilyah, Miranti, Putri), Bunga, Sely, dan Ikbal.

Aneh di kelompok RR dan MF didapati satu orang hilang (tidak ikut serta) di setiap kelompoknya. Yaitu Githa dan Dani. Wah, ada apa dengan mereka? Kita tidak bisa menduga atau menebak.. Semoga semua dalam keadaan baik baik saja.

Setelah menggiring yang lain masuk menaiki angkutan yang kebetulan kosong penumpang. Deni yang membawa kendaraan sepeda motor tidak mengikuti yang lain justrus aku yang mengikutinya karena ia ingin parkir di rumahku saja.

Aggguuung! Teriak Deni.
*krooooeeekk
Waduh kaki kanan ku telah menyerempet dekat dengan motor Vix***n. Kulirik motor itu knalpot yang mungkin penyok terlihat.
" kuat ye gua bhahaha.. " aku membanggakan.
" yombek hahaha.. " deni membalas.
Allah memang selalu baik seperti dihariku yang spesial ini, walaupun tersrempet motor aku tidak merasakan apapun :). Alhamdulillah Ya Rabb

Diujung jalan terlihat Tiga serangkai Friski, Mega,dan Alda. Tak ingin mengikuti yang lain dan berhubung keuangan ku ini limited . Aku berikan saja Mega uang dan kusuruh membagikan rata pada yang lain.

Menuju rumahku bersama Deni berkendara menunggangi sepeda motor melewati jalur UI. Dengan kecepatan sebisa motor ini melaju. Berpacu melawan udara tanpa menyapa, udara ini melewati kasar mukaku. Sesampainya dirumah. aku berganti pakaian lalu caw menghampiri yang lain bersama Deni.

Dilantai teratas Kami semua bertemu. Rupanya yang lain ada yang berganti baju dan memakai jaket sebab satpam telah menegor mereka. Mata kami semua merayap memandang Meja kursi kosong yang saling berdekatan agar kami semua bisa duduk sedempet mungkin. Rohim yang menemukan! Kami bersama mengkaitkan Meja, kursi satu sama lain bak seorang anak sedang bermain puzzle dan berhasil.

Kami mendapat urut 34. Wah banyak juga hari ini yang sedang memuaskan hasrat laparnya atau sekedar makan ringan dan mengobrol asyik dengan kerabat. Lama kami menunggu kurang lebih 30 menit. Dan 30menit itu kami lewatkan dengan penuh kecandaan. Lestari yang konyol, Rohim dengan penuh ribuan kisah ceritanya dan yang lain sebagai pendengar.
Aku dengan Deni yang selalu bersama bercanda tertawa bahagia eh kesurupan *lho ?? (engga kok) hehehhe.

Disini kami seperti membuat grup berbicara. Aku dengan Deni. Sely dengan Bunga. Selanjutnya Hilyah, Yolha, Hadi, Lestari, Rohim, Aditya, Ikbal dan Atir Bersama. Sekilas dapat kutangkap raut wajah Yolha yang selalu menebarkan senyuman manis diwajahnya plus dengan tingkah konyolnya bersama Hadi.

Teh botol menampakkan diri tepat disaat kami dilanda haus. Lalu kami diterjang rasa lapar Dan sekarang
Kami dihadang banjir kesabaran!
Akkhhh...! memang cukup lama namun itu semua tidak terasa lama jika kita bahagia :) terlebih lagi bersama teman teman
^_^

Hidangan pun menghampiri memenuhi permukaan meja berbentuk kotak yang kami susun menjadi segi empat itu.

Sebelum makan Aku memimpin doa.


Makan ditemani sahabat ramai dan alunan musik yang berdendang seirama. Memang hadiah yang hebat untukku.
kami semua makan ada yang cepat dan ada yang biasa saja. Makan tercepat dimenangkan oleh Mahatir. Dan terlambat dimenangkan oleh Sely. Sayangnya tidak ada hadiah untuk mereka dalam kompetisi dadakan ini.

Ada Hilyah yang selalu melambaikan tangan jika lensa kamera beraksi Bak seorang uji nyali distasiun televisi yang sudah gelisah menahan rasa takut. Ketika Bunga memotret wadah penuh dengan sisa makanan yang ada, termasuk memotret aku yang sedang makan.


Sely justru berdiam diri melahap habis makanan dengan perlahan namun pasti.
Ikbal dan Deni pergi, seketika tiba sambil membawa es cream di genggaman tangannya.


Karena tidak senggan melihat lirikan mata Hilyah, Yolha, dan Hadi. Es cream itu pun dibagikan. Ikbal memberikan untuk Hilyah, Deni untuk Yolha dan dimakan bersama Hadi.



sampai cuap cuap ...???

Cukup menggelikan melihat cara memakan es yang dilakukan Yolha dan Hadi. Bukan seperti cara memakan kebiasaan orang. Dengan sepucuk sedotan yang ada mereka memakan es coklat meleleh tersebut. Tapi lebih menggelikan jika mereka memakan dengan cara menjilat/ mengigit yaaaa *ih :P


(Sely dan ikbal..)

Ketika keluar Mall tersebut Sely dan Bunga pergi mendahului disusul oleh Hilyah seorang diri. Seperti geng anak sekolah, kami menguasai lahan depan mall. Ada yang duduk, berdiri, ada yang berdekatan ada yang agak menjauh sekitar satu langkah besar. Kami berfikir agak lamban ingin kemana. Atau mungkin sebab kenyang ?. Haha.

Selanjutnya melaju berjalan seirama menuju UI. Bukan untuk ngampus melainkan menikmati sisa waktu bermain. Sampai disana Banyu sejuk menyapa di sore hari yang Rindang.

Disini Riang waktu kami terasa luas. Teman teman telah merelakan waktunya kepadaku hari ini.


Acara 'Nunung Berkata' dimulai. Acara dengan penuh inspiratif yang menuangkan segala butiran kata yang terkumpul menjadi kalimat padu nan merdu Dan yang lain menambahkan. Terlebih ke-konyolan Teman yang mengeluarkan segenap opininya berpendapat bahwa hidup seperti ? Ada yang mengatakan Hidup seperti Kereta, Hidup seperti Air, Hidup seperti Melodi, Hidup seperti Hidup, Dan Lain Lain.

Para bocah belia yang menginjak Remaja ini pun riang tatkala salah seorang mengatakan suatu kata yang menaklukan hati yaitu Deni. Ia mengatakan Hati seperti Traktor, Hidup seperti Tiang listrik, Hidup seperti Toa, Dsb. Lengkap dengan keterangan.



Kami membaca puisi karangan Lestari.

Memang tiada indah hidup tanpa hadirnya teman. Mereka yang membawakan setangkai keindahan bunga semerbak menggantikan pohon keguguran disaat kita terjatuh.

***

09.15 pm,
Dikala Rembulan bersinar terang, banyu yang menyusup ketulang tulang kecil, Seorang temanku datang.

Ouh Rupanya Mahatir....
Ia memang seorang yang tidak luput bermain larut malam di Istana kecil ku ini.



Secangkir teh dimalam hari memang saat yang menghangatkan jiwa dikala sapuan dingin menghampiri.



Dan dengan peralatan itu kami berkirim file dan memutar ulang video, foto konyol kisah kita bersama.
Membicarakan hal yang baru saja terjadi dan tidak lupa jika kami bersama, kami selalu membicarakan mimpi mimpi besar kami di muka bumi dengan Rembulan sebagai saksi bisunya.

Ya itulah hariku, hadiah ulang tahun yang sangat menyenangkan bagiku. Belum pernah sebelumnya seperti ini. Sekarang aku sudah berumur 15tahun aku sudah mulai bisa memulai berfikir jernih sekarang. Aku ingin menjadi orang yang berpola pikiran yang matang, selayaknya seorang dewasa lain seperti Ayahku. Dan ingin membanggakan orangtua sudah pasti aku lakukan dimasa mendatang!

Aku sangat bertrima kasih kepada sobat semua yang telah meramaikan dan mengindahkan hariku. ya, di hari ulang tahun ku ini. Karena tanpa kalian hari ini bukanlah hari apa apa. Dan sekali lagi Aku ucapkan trima kasih juga kepada panitia kecilku Putri Lestari :)
yang telah sedikitnya membantuku




Dan sobat sobat yang telah meramaikan suasana.

Semoga bermanfaat dan
Tetap semangat menjalani hari.

Untuk melihat lanjut kisah ku klik 'catatan aneono' pada kolom 'categori'
^_^

Selamat berliburrrr.
Trimakasih telah membaca sampai kalimat akhir ini. Satu komentar sangat berarti :)