Minggu, April 28, 2013

Friend's Home At The Setia Budi

Handphone bergetar di saku celanaku, "Hallo.." sapaku "Gung, lo dimana? Ikut ga?" jawabnya diujung telfon "di rumah. gua ikut, lo dimana?" "di AM (Amaliyah) . Udah pada kumpul, cepet kesini kita tunggu" "Oke.." jawabku mengakhiri.

Nurselly dengan suara cowok yang mirip Rohim, bisa diduga pasti Rohim meminjam Handphone milik Selly. Dia memang tipe cowok yang susah banget buat keluar modal (hehee sorry Sob)

Keadaan belum siap disuruh cepat? Langsung deh bergegas ambil jaket, makan kilat, dan langsung caw (pergi). Ehh yang pasti udah mandi yah :-D

Terlihat seorang tinggi memandang tersenyum diseberang, juga wanita berpakaian lengkap dengan kerudung hijau Dan disebelahnya pun dua sejoli sedang menyatu. Sudah pasti seorang tinggi itu adalah Mahatir, disebelahnya adalah Selly, dan dua sejoli Rohim dan Lestari. Mata mereka tertuju padaku bak seorang koki yang sedang mengantar hidangan dan mereka adalah pelanggannya. aku melangkah menyebrang jalan lalu menyapa. Tidak menunggu lama kami pun menaiki Angkutan Kota '129'

Penjual menjajakan dagangannya, pembeli menawar harga barang yang akan dibeli, banyak orang disana. Membawa kantung plastik penuh dengan sayur, buah, dan belanjaan lainnya. Bisa tebak tempat apa ini? ...
Yupss, Aroma bau yang khas ini adalah Pasar! Lebih tepat di Pasar Minggu kami turun dari angkutan Kota.

Kami bertemu dengan Wanita berpakaian serba hitam lengkap dengan krudung hitamnya, ia lah Hilyah. Wanita berbaju merah putih Tina. Miranti dengan krudung coklatnya, Dan.. Yang ini berbeda yaitu Gita mengenakan baju putih, tas, dan kue Bolu berbentuk Donat di pelukannya. Sepertinya mereka telah lama menunggu rombongan ku.

Melanjutkan perjalanan kami menaiki mobil Kopaja orange yang sudah cukup berumur dan suara knalpot khasnya.
Ohiyaa lama bercerita sampai lupa memberitahu bahwa kita pergi menuju... Hem....
Nanti juga tau, lanjut baca saja deh :-D

Setelah melewati macet di Jakarta. Diselingi dengan canda tawa. Dan musisi jalanan yang beraksi. Kami pun Turun Di Cheas setia budi.Saat menyebrangi Zebra cross Kami disambut dengan derasnya hujan Jakarta. Entah ini Sial ataukah Berkah yang jelas kami harus bersyukur dengan ini sebab tiada mentari panas walaupun lembab dan basah serta beceknya jalanan.

Lama berjalan kami pun sampai ditempat tujuan dengan keadaan aku yang basah. Yaiyalah hujan besar bertahan dengan satu payung berpenghuni tiga orang. Aku, Mahatir, dan Abi.
Abi dan Deni mereka menunggangi motor maka dari itu mereka sampai lebih awal. Dan sang penghuni rumah yang basah kuyup karena menjemput para wanita dengan payung.

Rumah sederhana, indah, rapih dengan penghuni yang ramah. Disana duduk seorang nenek dengan tersenyum menyuruh kami untuk segera masuk kedalam rumah. Telah lama kami bercanda tawa melihat Hilyah yang sepertinya sangat senang dengan hari ini. Terlebih dua sejoli itu yang sedari tadi tak terpisahkan. Mahatir dengan kameranya, juga Gita dan yang lain dengan lawakan disertai tawa kami bersama.

Begitu hangat kebersamaan terasa, ingin waktu tidak berlalu. Tetapi apadaya aku hanyalah manusia biasa yang tidak memiliki jam tangan penghenti waktu (efek menonton film aksi) hehe :-)

Selanjutnya Aku, Hilyah, Miranti, Selly, Mahatir, Abi, Deni, dan dua sejoli (Rohim dan Lestari) pulang saat sore hari
Dan udah ah cukup segitu aja ceritaku tentang hari ini peeeeggggeeelllll taaauuuuu ..!

Haduh cukup kenyang sih makan dirumah Yolha Refsika. Wanita kulit putih pacarnya Abi ^_^

Ciyeeciyee pada pacar pacaran yeaa hahaha.
Eittts jadi tambah pegel nih kalo dilanjutinnn udah ah STOP sampai disini. Mumpung engga ada palang DILARANG PARKIR hehehee


(Perjalanan menuju rumah Yolha)



(Lestari dan Rohim)



(Agung dan Rohim)


(Perjalanan Pulang dari rumah Yolha)

Semoga bermanfaat dan
Tetap semangat menjalani hari

^_^

Baca artikel menarik lain juga ya...